Perkembangan Islam Di Benua Afrika
Secara umum, Islam memasuki Afrika semenjak masa-masa awal kelahirannya. Kemudian Islam pun berkembang dengan gampang di daerah tersebut. Untuk melihat perkembangan Islam di Benua Afrika. Berikut ditampilkan beberapa negara di wilayah tersebut, yaitu Habasyah, Mesir, dan Pantai Utara Afrika.
A. Habasyah (Ethiopia)
Ketika kaum muslimin di Makkah mendapat penganiayaan dari kafir Quraisy Nabi Muhammad saw. memerintahkan kaum muslimin, baik pria maupun perempuan, untuk berhijrah ke Habasyah (Abysinia), lantaran di Habasyah (Ethiopia) tidak ada perbuatan adikara dan
penganiayaan dari pihak pemerintahannya.
Pada suatu hari dia mengumpulkan para pengikutnya (kaum muslimin) kemudian bersabda yang artinya, “Jikalau kau keluar berpindah ke negeri Habasyah, yakni lebih baik, lantaran di sana ada seorang raja yang di daerahnya tidak ada seorang pun yang dianiaya sehingga Allah Swt. menjadikan suatu masa kegirangan dan keluasan kepada kamu, daripada keadaan ibarat kini ini.”
Akhirnya mulailah umat Islam berhijrah pada bulan Rajab tahun ke-5 dari kenabian. Proses hijrah ini berjalan dengan lancar dan disambut hangat oleh raja Habasyah tersebut. Sejak itu agama Islam mulai tumbuh dan berkembang di sana.
Sampai dengan tahun 1991, penduduk Ethopia yang menganut Islam sekitar 23,9 juta hingga 27,7 juta orang (45 – 52%), dan menduduki rangking ketiga sehabis Nigeria dan Mesir. Islam di Ethiopia mempunyai penganut yang cukup besar (mayoritas), namun peranannya terhadap pemerintahan sangat minoritas, lantaran Ethiopia mempunyai kultur kekuasaan dan politik sangat kental dengan warna Kristen Ortodox.
B. Mesir
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Mesir ada di bawah kekuasaan Bizantium (Romawi Timur). Hal yang demikian inilah yang mengakibatkan umat Islam yang dipimpin oleh Panglima Perang Amru bin Ash sanggup memukul pasukan pertahanan Bizantium. Iskandariah jatuh ke tangan kaum muslimin
pada tahun 624 M.
Setelah mendapat kemenangan yang gilang gemilang, Khalifah Umar bin Khattab mengangkat Amru bin Ash menjadi gubernur di Mesir. Setelah resmi menjadi Gubernur (Wali) di Mesir Amru bin Ash berusaha untuk memajukan Mesir di banyak sekali bidang, di antaranya ibarat berikut ini.
Republik Mesir telah mengakui Islam sebagai agama negara semenjak tahun 1980. Mesir lebih banyak didominasi Muslim, dengan Muslim yang terdiri dari sekitar 90% dari populasi sekitar 80 juta orang Mesir. Hampir keseluruhan umat Islam Mesir yakni Sunni. Sebagian besar non-Muslim di Mesir, Kristen.
C. Afrika Utara
Pada masa jayanya kerajaan Romawi, daerah Afrika Utara ini termasuk sebahagian dari jajahannya yang terbagi dalam 5 propinsi yaitu; Propinsi Barca, Canasalia, Tripoli, Mauritania, dan Noumedia.
Pada tahun 23 H (644 M) tentara Islam mulai memasuki daerah Afrika Utara dengan menguasai wilayah Barca, yaitu satu daerah di sebelah barat Mesir. Pada tahun 446 M tentara Islam telah jauh maju ke sebelah barat menduduki Tripoli dan beberapa buah kota lainnya.
Setelah 20 tahun kemudian, hampir seluruh Afrika Utara mulai dari Mesir hingga ke Samudera Atlantik telah dikuasai oleh umat Islam, hanya tinggal beberapa negeri saja, ibarat Kartago dan Ceuta.
Pada bulan Oktober 647 M (27 H), Khalifah Usman bin Affan mengizinkan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarah memasuki wilayah Bizantium di Afrika Utara. Atas dasar inilah maka kaum muslimin membentuk pasukan di bawah pimpinan tokoh-tokoh terkemuka. Di bawah pimpinan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sa’ad tersebut Umat Islam sanggup mengalahkan tentara Romawi, Eropa dan Barbar di bawah pimpinan Gregorius.
Pada tahun (665 M) (45 H) di bawah kekuasaan Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan umat Islam sanggup menguasai Gelula dan Banzart. Setelah itu mulailah agama Islam tersiar di kalangan bangsa Barbar Afrika Utara. Dalam perkembangan selanjutnya di bawah Gubernur Musa bin Nusair dari Afrika Utara ini sanggup mengembangkan fatwa Islam ke Andalus (Spanyol), bencana ini terjadi di tahun 710 M = 91 H pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik.
D. Liberia
Islam di Liberia diperkirakan dipraktikkan oleh 20% penduduk Liberia. Kelompok etnis utama yang muslim yakni Vai dan Mandingo, tetapi juga Gbandi, Kpelle, dan kelompok etnis lainnya. Secara historis, Muslim Liberia telah mengikuti bentuk santai dan Islam liberal yang banyak dipengaruhi oleh agama-agama adat yang diintegrasikan ke dalam Islam yang saat itu tiba ke Liberia pada kurun ke-16 dengan runtuhnya Kekaisaran Songhai di Mali.
Praktik agama yang bervariasi di kota-kota di seluruh negeri. Liberia muda, khususnya di kota-kota di sepanjang pantai, cenderung lebih sekuler tetapi masih menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Di pedesaan, Muslim Liberia lebih konservatif dalam berpakaian sederhana, melaksanakan doa dan menghadiri kajian agama.
E. Mauritania
Sejak kemerdekaan pada tahun 1960, Mauritania telah menjadi republik Islam. Piagam Konstitusi tahun 1985 menyatakan Islam agama negara dan syariah sebagai aturan negeri. Secara resmi, 100 persen dari semua warga Mauritania yakni Muslim. Meskipun ada komunitas kecil Kristen, terutama dari kewarganegaraan asing. Ada sekitar 4.500 Kristen Roma yang berasal dari luar negeri. Ada juga beberapa penganut Yahudi yang bekerja di negara itu.
Meski pemerintah melarang adanya upaya misionaris di Mauritania. Secara umum, hubungan antara komunitas Muslim dan masyarakat non-Muslim berjalan hening dan harmonis. Agama dipandang pemerintah sebagai elemen penting persatuan nasional, mengingat kemajukan suku dan etnis di negeri ini.
F. Zimbabwe
Kedatangan Islam di Zimbabwe dimulai pada kurun keempat Hijriah saat umat Islam mendirikan emirat di pantai Afrika Timur.Islam yakni agama minoritas di Zimbabwe. Kendati demikian, Islam telah mengalami pertumbuhan di Zimbabwe. Saat ini jumlah Muslim di Zimbabwe dua persen dari populasi yang berjumlah 15 juta.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan pertumbuhan Islam di Zimbabwe. Di antaranya disebabkan oleh bermunculannya cowok Muslim yang berkualitas. Mereka mengambil tugas mengembangkan Islam. Menurut guru agama Islam, Sheik Binali, pada 2013 konstitusi Zimbabwe telah membuat peraturan yang memudahkan kelompok Muslim untuk mengembangkan pesan Islam. Konstitusi memungkinkan umat Islam untuk bergerak lebih bebas, terutama di daerah pedesaan di mana mereka diberi label ajaib oleh penduduk setempat.
G. Kenya
Sebelum kedatangan bangsa Eropa di Kenya, Islam telah hadir di sana dan mewarnai kebudayaan Kenya, khusus di daerah pantai , utara dan beberapa daerah pedalaman yang dilewati oleh kereta api yang dibangun oleh muslim Asia. Peradaban Islam juga telah merasuk dalam dunia pendidikan, aturan dan bahasa, semisal bahasa Swahili yang menjadi bahasa nasional Kenya.
Semasa masa kolonial Inggris, pertumbuhan dan perkembangan Islam di Kenya terhambat, lantaran kegigihan pihak kolonial dan gereja untuk mengubah system pendidikan di Kenya, yang menimbulkan pihak Muslim frustrasi.
Islam yakni agama yang dianut sekitar 10% warga Kenya, atau sekitar 3,9 juta orang. Pantai Kenya sebagian besar dihuni oleh umat Islam. Nairobi mempunyai beberapa masjid dan penduduk muslim terkemuka.
H. Mozambik
Muslim Mozambik Pernah Berjaya dengan Kerajaan. Keterikatan Mozambik dengan Islam mempunyai sejarah panjang. Awalnya Islam masuk ke wilayah ini melalui para pedagang Muslim, sebagian besar berasal dari Yaman. Kedatangan pedagang Arab di Mozambik dimulai pada kurun ke-4 Hijriah saat umat Islam mendirikan kerajaan kecil di pantai Afrika Timur.
Selama periode berikutnya dari Dinasti Oman Al Bu Said, pedagang Muslim memperluas zona perdagangan mereka hingga ke selatan pantai Mozambik. Pada masa ini diyakini bahwa hampir semua penduduk kota yakni Muslim sebelum kedatangan Portugis pada kurun ke-16. Islam di Mozambik dianut sekitar empat juta warga Mozambik, atau sekitar 17,8% hingga 20% dari total penduduk
I. Somalia
Selama lebih dari 1.400 tahun, Islam menjadi belahan besar dari masyarakat Somalia. Hampir seluruh warga Somalia yang berjulah 10,3 juta jiwa. Konstitusi tetapkan Islam sebagai agama negara dari Republik Federal Somalia. Syariah Islam sebagai sumber dasar perundang-undangan nasional. Hal ini juga tetapkan bahwa aturan yang bertentangan dengan prinsip dasar syariat tidak sanggup diberlakukan.
Konstitusi juga menjamin persamaan hak dan kebebasan dari perlakuan diskriminatif bagi semua warga negara di hadapan aturan tanpa memandang agama. Namun, perkembangan Islam di negara yang terletak di Tanduk Afrika ini pernah mengalami dinamisasi sepanjang sejarah.
Pada kurun ke-19, Islam pernah mengalami masa sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang dimulai dengan ekspansi kekuasaan kolonial pada simpulan kurun ke-19.
J. Angola
Islam di Angola yakni agama minoritas dengan 80,000-90,000 pengikut, sebagian besar terdiri dari pendatang dari Afrika Barat dan keluarga asal Lebanon. Islam masih dianggap ajaib di Angola. Pernah menjadi belahan wilayah kekuasaan Portugis, Angola tak hanya mengadaptasi bahasa, tapi juga agama yang dibawa negeri tetangga Spanyol itu.
Adebayo Oyebade dalam bukunya Culture and Customs of Angola menulis, semenjak kedatangan Portugis pada kurun ke-15, Kristen menjadi agama yang dianut lebih banyak didominasi warga Angola. Dalam kurun beberapa tahun terakhir, komunitas Muslim di Angola tumbuh perlahan. Di beberapa kota besar, Islam dan Muslim semakin jamak ditemukan. Masjid dan sekolah pendidikan Quran juga dibangun. Muslim di Angola umumnya memang pendatang. Masih sedikit keturunan orisinil Angola yang memeluk Islam.
K. Kamerun
Islam pertama kali berkembang di Kamerun sekitar tahun 1800-an. Pedagang Muslim dari banyak sekali negeri berdatangan ke sana meramaikan daerah pesisir. Mereka kemudian membaur dan menetap sehingga anak dan cucu mereka beranak pinak. Semuanya memeluk Islam. Penduduk Muslim di Kamerun terdiri dari sekitar 24 persen dari sekitar 21 juta penduduk Kamerun.
Masjid besar pertama dibangun pada 1922. Jumlahnya meningkat secara signi fikan selama bertahun-tahun. Kota Douala mempunyai lebih dari 90 masjid. Kota itu menjadi tempat tinggal bagi sekitar 500 ribu Muslim.
L. Zambia
Ajaran Islam bersemi di Zambia sekitar kurun empat Hijriah. Ketika itu sedang berdiri Emirat di sisi timur Afrika. Pada masa-masa Muslim mulai mengembangkan sayapnya, para pedagang pun menjelajah hingga ke pelosok Afrika. Pedagang Arab masuk ke Zambia melalui Tanzania, Malawi, dan Mozambique yang memang menjadi daerah sentra perdagangan mereka.
Pada masa kolonial, Islam masuk melalui penduduk Muslim yang berasal dari dataran India dan sekitaranya. Mereka tiba dan tinggal di daerah Livingstone hingga ke Lusaka (ibu kota Zambia).
Walaupun telah usang hadir di Zambia, perkembangan Islam di negara yang sebagian besar warganya masih berada di bawah garis kemiskinan itu gres terlihat tiga dekade terakhir. Umat Islam kian gencar melaksanakan dakwah melalui jalur pendidikan, kesejahteraan, dan perdagangan.
M. Aljazair
Islam, agama hampir semua orang Aljazair, melingkupi sebagian besar aspek kehidupan. Pascakemerdekaan, Pemerintah Aljazair pribadi menegaskan, kontrol negara atas aktivitas keagamaan untuk tujuan konsolidasi nasional dan kontrol politik.
Islam menjadi agama negara dalam konstitusi gres (Pasal 2), dan menjadi agama pemimpinnya. Negara memonopoli pembangunan masjid, dan Departemen Agama mengendalikan 5.000 masjid publik pada pertengahan 1980-an. Para Imam dilatih, ditunjuk, dan di bayar oleh negara. Sedangkan, khutbah yang disampaikan harus mendapat per setujuan dari Departemen Agama.
Kementerian juga menunjukkan pendidikan agama dan training di sekolah-sekolah, dan membuat forum khusus untuk berguru Islam. Prinsip aturan Islam (syariah) diperkenalkan ke dalam aturan keluarga khususnya. Seperti pelarangan bagi Muslimah untuk menikah dengan non-Muslim.
A. Habasyah (Ethiopia)
Ketika kaum muslimin di Makkah mendapat penganiayaan dari kafir Quraisy Nabi Muhammad saw. memerintahkan kaum muslimin, baik pria maupun perempuan, untuk berhijrah ke Habasyah (Abysinia), lantaran di Habasyah (Ethiopia) tidak ada perbuatan adikara dan
penganiayaan dari pihak pemerintahannya.
Pada suatu hari dia mengumpulkan para pengikutnya (kaum muslimin) kemudian bersabda yang artinya, “Jikalau kau keluar berpindah ke negeri Habasyah, yakni lebih baik, lantaran di sana ada seorang raja yang di daerahnya tidak ada seorang pun yang dianiaya sehingga Allah Swt. menjadikan suatu masa kegirangan dan keluasan kepada kamu, daripada keadaan ibarat kini ini.”
Akhirnya mulailah umat Islam berhijrah pada bulan Rajab tahun ke-5 dari kenabian. Proses hijrah ini berjalan dengan lancar dan disambut hangat oleh raja Habasyah tersebut. Sejak itu agama Islam mulai tumbuh dan berkembang di sana.
Sampai dengan tahun 1991, penduduk Ethopia yang menganut Islam sekitar 23,9 juta hingga 27,7 juta orang (45 – 52%), dan menduduki rangking ketiga sehabis Nigeria dan Mesir. Islam di Ethiopia mempunyai penganut yang cukup besar (mayoritas), namun peranannya terhadap pemerintahan sangat minoritas, lantaran Ethiopia mempunyai kultur kekuasaan dan politik sangat kental dengan warna Kristen Ortodox.
B. Mesir
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Mesir ada di bawah kekuasaan Bizantium (Romawi Timur). Hal yang demikian inilah yang mengakibatkan umat Islam yang dipimpin oleh Panglima Perang Amru bin Ash sanggup memukul pasukan pertahanan Bizantium. Iskandariah jatuh ke tangan kaum muslimin
pada tahun 624 M.
Setelah mendapat kemenangan yang gilang gemilang, Khalifah Umar bin Khattab mengangkat Amru bin Ash menjadi gubernur di Mesir. Setelah resmi menjadi Gubernur (Wali) di Mesir Amru bin Ash berusaha untuk memajukan Mesir di banyak sekali bidang, di antaranya ibarat berikut ini.
- Kota Fusthath dibangun dan dijadikan ibukota, sebagai pengganti kota Iskandariyah.
- Mengembalikan keamanan, dengan menumpas semua kekacauan, mempersatukan bangsa Kopti dengan bangsa Arab sekalipun berlainan agama.
- Masih menggunakan peraturan pemerintah yang dibentuk oleh bangsa Romawi Timur, hanya di sana-sini diadakan perobahan untuk menselaraskan jalannya peraturan. Pajak yang semula berat diringankan. Oleh lantaran itu, rakyatpun bergembira.
- Jabatan Qadhi dipegang oleh Amru sendiri hingga tahun 23 H. Selanjutnya diangkat Qis bin Abil Ash sebagai Qadhi tetap yang pertama di Mesir.
- Mendirikan masjid.
- Membuat tempat ukuran air Sungai Nil di Halwan untuk mengetahui pasang surutnya air sungai.
Republik Mesir telah mengakui Islam sebagai agama negara semenjak tahun 1980. Mesir lebih banyak didominasi Muslim, dengan Muslim yang terdiri dari sekitar 90% dari populasi sekitar 80 juta orang Mesir. Hampir keseluruhan umat Islam Mesir yakni Sunni. Sebagian besar non-Muslim di Mesir, Kristen.
C. Afrika Utara
Pada masa jayanya kerajaan Romawi, daerah Afrika Utara ini termasuk sebahagian dari jajahannya yang terbagi dalam 5 propinsi yaitu; Propinsi Barca, Canasalia, Tripoli, Mauritania, dan Noumedia.
Pada tahun 23 H (644 M) tentara Islam mulai memasuki daerah Afrika Utara dengan menguasai wilayah Barca, yaitu satu daerah di sebelah barat Mesir. Pada tahun 446 M tentara Islam telah jauh maju ke sebelah barat menduduki Tripoli dan beberapa buah kota lainnya.
Setelah 20 tahun kemudian, hampir seluruh Afrika Utara mulai dari Mesir hingga ke Samudera Atlantik telah dikuasai oleh umat Islam, hanya tinggal beberapa negeri saja, ibarat Kartago dan Ceuta.
Pada bulan Oktober 647 M (27 H), Khalifah Usman bin Affan mengizinkan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarah memasuki wilayah Bizantium di Afrika Utara. Atas dasar inilah maka kaum muslimin membentuk pasukan di bawah pimpinan tokoh-tokoh terkemuka. Di bawah pimpinan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sa’ad tersebut Umat Islam sanggup mengalahkan tentara Romawi, Eropa dan Barbar di bawah pimpinan Gregorius.
Pada tahun (665 M) (45 H) di bawah kekuasaan Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan umat Islam sanggup menguasai Gelula dan Banzart. Setelah itu mulailah agama Islam tersiar di kalangan bangsa Barbar Afrika Utara. Dalam perkembangan selanjutnya di bawah Gubernur Musa bin Nusair dari Afrika Utara ini sanggup mengembangkan fatwa Islam ke Andalus (Spanyol), bencana ini terjadi di tahun 710 M = 91 H pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik.
D. Liberia
Islam di Liberia diperkirakan dipraktikkan oleh 20% penduduk Liberia. Kelompok etnis utama yang muslim yakni Vai dan Mandingo, tetapi juga Gbandi, Kpelle, dan kelompok etnis lainnya. Secara historis, Muslim Liberia telah mengikuti bentuk santai dan Islam liberal yang banyak dipengaruhi oleh agama-agama adat yang diintegrasikan ke dalam Islam yang saat itu tiba ke Liberia pada kurun ke-16 dengan runtuhnya Kekaisaran Songhai di Mali.
Praktik agama yang bervariasi di kota-kota di seluruh negeri. Liberia muda, khususnya di kota-kota di sepanjang pantai, cenderung lebih sekuler tetapi masih menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Di pedesaan, Muslim Liberia lebih konservatif dalam berpakaian sederhana, melaksanakan doa dan menghadiri kajian agama.
E. Mauritania
Sejak kemerdekaan pada tahun 1960, Mauritania telah menjadi republik Islam. Piagam Konstitusi tahun 1985 menyatakan Islam agama negara dan syariah sebagai aturan negeri. Secara resmi, 100 persen dari semua warga Mauritania yakni Muslim. Meskipun ada komunitas kecil Kristen, terutama dari kewarganegaraan asing. Ada sekitar 4.500 Kristen Roma yang berasal dari luar negeri. Ada juga beberapa penganut Yahudi yang bekerja di negara itu.
Meski pemerintah melarang adanya upaya misionaris di Mauritania. Secara umum, hubungan antara komunitas Muslim dan masyarakat non-Muslim berjalan hening dan harmonis. Agama dipandang pemerintah sebagai elemen penting persatuan nasional, mengingat kemajukan suku dan etnis di negeri ini.
F. Zimbabwe
Kedatangan Islam di Zimbabwe dimulai pada kurun keempat Hijriah saat umat Islam mendirikan emirat di pantai Afrika Timur.Islam yakni agama minoritas di Zimbabwe. Kendati demikian, Islam telah mengalami pertumbuhan di Zimbabwe. Saat ini jumlah Muslim di Zimbabwe dua persen dari populasi yang berjumlah 15 juta.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan pertumbuhan Islam di Zimbabwe. Di antaranya disebabkan oleh bermunculannya cowok Muslim yang berkualitas. Mereka mengambil tugas mengembangkan Islam. Menurut guru agama Islam, Sheik Binali, pada 2013 konstitusi Zimbabwe telah membuat peraturan yang memudahkan kelompok Muslim untuk mengembangkan pesan Islam. Konstitusi memungkinkan umat Islam untuk bergerak lebih bebas, terutama di daerah pedesaan di mana mereka diberi label ajaib oleh penduduk setempat.
G. Kenya
Sebelum kedatangan bangsa Eropa di Kenya, Islam telah hadir di sana dan mewarnai kebudayaan Kenya, khusus di daerah pantai , utara dan beberapa daerah pedalaman yang dilewati oleh kereta api yang dibangun oleh muslim Asia. Peradaban Islam juga telah merasuk dalam dunia pendidikan, aturan dan bahasa, semisal bahasa Swahili yang menjadi bahasa nasional Kenya.
Semasa masa kolonial Inggris, pertumbuhan dan perkembangan Islam di Kenya terhambat, lantaran kegigihan pihak kolonial dan gereja untuk mengubah system pendidikan di Kenya, yang menimbulkan pihak Muslim frustrasi.
Islam yakni agama yang dianut sekitar 10% warga Kenya, atau sekitar 3,9 juta orang. Pantai Kenya sebagian besar dihuni oleh umat Islam. Nairobi mempunyai beberapa masjid dan penduduk muslim terkemuka.
H. Mozambik
Muslim Mozambik Pernah Berjaya dengan Kerajaan. Keterikatan Mozambik dengan Islam mempunyai sejarah panjang. Awalnya Islam masuk ke wilayah ini melalui para pedagang Muslim, sebagian besar berasal dari Yaman. Kedatangan pedagang Arab di Mozambik dimulai pada kurun ke-4 Hijriah saat umat Islam mendirikan kerajaan kecil di pantai Afrika Timur.
Selama periode berikutnya dari Dinasti Oman Al Bu Said, pedagang Muslim memperluas zona perdagangan mereka hingga ke selatan pantai Mozambik. Pada masa ini diyakini bahwa hampir semua penduduk kota yakni Muslim sebelum kedatangan Portugis pada kurun ke-16. Islam di Mozambik dianut sekitar empat juta warga Mozambik, atau sekitar 17,8% hingga 20% dari total penduduk
I. Somalia
Selama lebih dari 1.400 tahun, Islam menjadi belahan besar dari masyarakat Somalia. Hampir seluruh warga Somalia yang berjulah 10,3 juta jiwa. Konstitusi tetapkan Islam sebagai agama negara dari Republik Federal Somalia. Syariah Islam sebagai sumber dasar perundang-undangan nasional. Hal ini juga tetapkan bahwa aturan yang bertentangan dengan prinsip dasar syariat tidak sanggup diberlakukan.
Konstitusi juga menjamin persamaan hak dan kebebasan dari perlakuan diskriminatif bagi semua warga negara di hadapan aturan tanpa memandang agama. Namun, perkembangan Islam di negara yang terletak di Tanduk Afrika ini pernah mengalami dinamisasi sepanjang sejarah.
Pada kurun ke-19, Islam pernah mengalami masa sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang dimulai dengan ekspansi kekuasaan kolonial pada simpulan kurun ke-19.
J. Angola
Islam di Angola yakni agama minoritas dengan 80,000-90,000 pengikut, sebagian besar terdiri dari pendatang dari Afrika Barat dan keluarga asal Lebanon. Islam masih dianggap ajaib di Angola. Pernah menjadi belahan wilayah kekuasaan Portugis, Angola tak hanya mengadaptasi bahasa, tapi juga agama yang dibawa negeri tetangga Spanyol itu.
Adebayo Oyebade dalam bukunya Culture and Customs of Angola menulis, semenjak kedatangan Portugis pada kurun ke-15, Kristen menjadi agama yang dianut lebih banyak didominasi warga Angola. Dalam kurun beberapa tahun terakhir, komunitas Muslim di Angola tumbuh perlahan. Di beberapa kota besar, Islam dan Muslim semakin jamak ditemukan. Masjid dan sekolah pendidikan Quran juga dibangun. Muslim di Angola umumnya memang pendatang. Masih sedikit keturunan orisinil Angola yang memeluk Islam.
K. Kamerun
Islam pertama kali berkembang di Kamerun sekitar tahun 1800-an. Pedagang Muslim dari banyak sekali negeri berdatangan ke sana meramaikan daerah pesisir. Mereka kemudian membaur dan menetap sehingga anak dan cucu mereka beranak pinak. Semuanya memeluk Islam. Penduduk Muslim di Kamerun terdiri dari sekitar 24 persen dari sekitar 21 juta penduduk Kamerun.
Masjid besar pertama dibangun pada 1922. Jumlahnya meningkat secara signi fikan selama bertahun-tahun. Kota Douala mempunyai lebih dari 90 masjid. Kota itu menjadi tempat tinggal bagi sekitar 500 ribu Muslim.
L. Zambia
Ajaran Islam bersemi di Zambia sekitar kurun empat Hijriah. Ketika itu sedang berdiri Emirat di sisi timur Afrika. Pada masa-masa Muslim mulai mengembangkan sayapnya, para pedagang pun menjelajah hingga ke pelosok Afrika. Pedagang Arab masuk ke Zambia melalui Tanzania, Malawi, dan Mozambique yang memang menjadi daerah sentra perdagangan mereka.
Pada masa kolonial, Islam masuk melalui penduduk Muslim yang berasal dari dataran India dan sekitaranya. Mereka tiba dan tinggal di daerah Livingstone hingga ke Lusaka (ibu kota Zambia).
Walaupun telah usang hadir di Zambia, perkembangan Islam di negara yang sebagian besar warganya masih berada di bawah garis kemiskinan itu gres terlihat tiga dekade terakhir. Umat Islam kian gencar melaksanakan dakwah melalui jalur pendidikan, kesejahteraan, dan perdagangan.
M. Aljazair
Islam, agama hampir semua orang Aljazair, melingkupi sebagian besar aspek kehidupan. Pascakemerdekaan, Pemerintah Aljazair pribadi menegaskan, kontrol negara atas aktivitas keagamaan untuk tujuan konsolidasi nasional dan kontrol politik.
Islam menjadi agama negara dalam konstitusi gres (Pasal 2), dan menjadi agama pemimpinnya. Negara memonopoli pembangunan masjid, dan Departemen Agama mengendalikan 5.000 masjid publik pada pertengahan 1980-an. Para Imam dilatih, ditunjuk, dan di bayar oleh negara. Sedangkan, khutbah yang disampaikan harus mendapat per setujuan dari Departemen Agama.
Kementerian juga menunjukkan pendidikan agama dan training di sekolah-sekolah, dan membuat forum khusus untuk berguru Islam. Prinsip aturan Islam (syariah) diperkenalkan ke dalam aturan keluarga khususnya. Seperti pelarangan bagi Muslimah untuk menikah dengan non-Muslim.