Hidup Nyaman Dengan Sikap Jujur

Jujur yaitu menyampaikan atau melaksanakan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Lawan jujur yaitu dusta, yaitu menyampaikan atau melaksanakan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya. Jujur merupakan sebagian dari ruh agama. Barangsiapa yang berbuat jujur, ia akan memperoleh kebaikan, dan sedang menuju surga.

Ada beberapa jenis jujur dilihat dari perilakunya, yaitu; jujur dalam berbuat, jujur dalam perkataan, jujur dalam niat, jujur dalam berjanji. Kejujuran bisa melemah lantaran melemahnya tekad, kejujuran juga bisa melemah akhir pergaulan. Jujur bisa dilakukan di mana saja: di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.

A. Pentingnya Perilaku Jujur
Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun ucapan, sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha wakuunuu ma'a alshshaadiqiina)

Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kau dengan orang-orang yang benar.” (Q.S. at-Taubah/9:119)

Kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik. Ciri-ciri orang munafik yaitu dusta, ingkar janji, dan khianat, sebagaimana sabda Rasulullah saw. berikut ini:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. bersabda “Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu: Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim)

Allah Swt. menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang bisa menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).

قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

(qaala allaahu haadzaa yawmu yanfa'u alshshaadiqiina shidquhum lahum jannaatun tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa abadan radhiya allaahu 'anhum waradhuu 'anhu dzaalika alfawzu al'azhiimu)

Artinya:
“Allah berfirman, “Inilah ketika orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh nirwana yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka infinit di dalamnya selama-lamanya. Allah riḍa kepada mereka dan mereka pun riḍa kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. al-Māidah/5: 119)

B. Keutamaan Perilaku Jujur
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran merupakan adat mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.,

(عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ اِنَّ الْبِرِّيَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ (رواه البخارى ومسل

Artinya:
“Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga....” (HR. Bukhari)

Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran mempunyai kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.

Nabi Muhammad saw. dipercaya oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad saw. akan mendapat laba yang lebih besar lagi, dan tentu saja apa yang dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan.

Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menyebabkan orang lain tidak percaya. Jujur menciptakan hati kita tenang, sedangkan berbohong membat hati jadi was-was.

C. Macam-Macam Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.
  1. Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai riḍa-Nya. Orang yang akal-akalan jujur berarti tidak tulus dalam berbuat.
  2. Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at menyerupai dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan semisalnya..
  3. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah sampai tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diriḍai Allah Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.

Aktivitas Siswa:
Menurut objeknya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur kepada Allah Swt., jujur kepada orang lain, dan jujur kepada diri sendiri.

1. Identifikasilah jenis-jenis kejujuran di sekitarmu, baik di rumah maupun di sekolah atau di lingkungan masyarakat, termasuk kategori kejujuran yang manakah!
  • Contoh jujur kepada Allah : melaksanakan ibadah dg ihlas lantaran Allah , bukan lantaran yg lain , kalau kita beribadah lantaran yg lain itu artinya kita tdk jujur kepada Allah , artinya kita membohongi Allah , lantaran ibadah kita yaitu kewajiban kita kepada Allah , bukan kepada yg lain 
  • Contoh jujur terhadap diri sendiri : kalau kita tidak bisa untuk melaksanakan sesuatu ya jangan dipaksakan , kalau memaksakannya berarti kita tdk jujur terhadap diri kita sendiri , misalkan kita tidak bisa untuk membeli motor , ya jangan dipaksakan 
  • Contoh jujur terhadap org lain : kalau memberi kabar informasi sesuai dg kenyataan , jangan diberi bumbu" penyedap hanya untuk menyenangkan hati orang , kalau kenyataannya si A tidak cerdik , ya kita katakan sejujurnya 

2. Jelaskan hubungannya antara sikap jujur yang diamati dengan akhir yang ditimbulkan!
Dampak positif dari sikap jujur yaitu seseorang akan tenang dalam menjalani kehidupan dan tidak akan dihantui oleh rasa bersalah lantaran kebobohongannya. Sedangkan efek negatif dari sikap jujur yaitu seringkali seseorang yang berperilaku jujur kehidupannya dimanfaatkan oleh para pemain-pemain politik dan para pembohong.

3. Buatlah tumpuan sikap jujur kepada Allah Swt., kepada orang lain, dan kepada diri sendiri!
  • Kepada Allah : Jujur dengan keyakinan direalisasikan dengan cara melaksanakan perbuatan menurut ketentuan syar’i secara tulus semata-mata lantaran Allah swt, alasannya perbuatan lantaran makhluk (riya’) hakekatnya sama saja dengan perbuatan menipu Allah, orang yang riya’ perbuatannya hanya sebatas dhohir saja patuh dan mengabdi kepada sang khalik, namun bathinnya menghamba kepada makhluk.
  • Kepada Diri Sendiri : di luarnya tampak baik dan mulia begitu juga di dalamnya dan berpenampilan sesuai dengan keadaan kita (tidak berlebihan).
  • Kepada Orang Lain : apabila kita diperlukan keterangan sebetulnya sebagai saksi kita harus berkata sejujurnya dan memperlihatkan keterangan yang benar.

4. Carilah dalil naqli maupun aqli perihal perintah jujur kepada Allah Swt., kepada orang lain, dan kepada diri sendiri!
قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya :
Allah berfirman: "Ini yaitu suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka nirwana yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka infinit di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar". (QS: Al-Maidah Ayat: 119)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kau bersama orang-orang yang benar. (QS: At-Taubah Ayat: 119)

D. Petaka Kebohongan
Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melaksanakan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.

وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ...
Artinya:
“...Barangsiapa berkhianat, pasti pada hari simpulan zaman ia akan tiba membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi jawaban yang tepat sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S. Āli ‘Imran/3: 161)

Dalam hadis Rasulullah saw. mengingatkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra., ia berkata; Rasulullah saw., bersabda, “Akan tiba kepada insan tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada ketika itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang kurang cerdik yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)

E. Hikmah Perilaku Jujur
Beberapa nasihat yang sanggup dipetik dari sikap jujur, antara lain sebagai berikut.
  1. Perasaan yummy dan hati tenang, jujur akan menciptakan kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya lantaran memang tidak berbohong.
  2. Mendapatkan fasilitas dalam hidupnya.
  3. Selamat dari azab dan bahaya.
  4. Dijamin masuk surga.
  5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.

E. Menerapkan Perilaku Mulia
Perilaku jujur bisa diterapkan dalam banyak sekali hal dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat di mana kita tinggal. Berikut ini cara menerapkan sikap jujur.
Jujur yaitu menyampaikan atau melaksanakan sesuatu sesuai dengan kenyataan Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur
  1. Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh ibu bapak guru, tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah, berbicara secara benar baik kepada guru, sobat ataupun orangorang yang ada di lingkungan sekolah.
  2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua, memberitakan hal yang benar. Contohnya ketika meminta uang untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu dilema pada orang tua, tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk menciptakan orang bau tanah senang.
  3. Di masyarakat, kita bisa melaksanakan kejujuran dengan niat untuk membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang dongeng yang menciptakan suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak menciptakan gosip. Ketika diberi kepercayaan untuk melaksanakan sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel