Pengertian, Faktor Dan Bentuk Mobilitas Sosial
Pengertian, Faktor dan Bentuk Mobilitas Sosial - Mobilitas sosial merupakan istilah yang digunakan dalam ilmu sosiologi maupun IPS untuk memperlihatkan suatu gerak perpindahan status sosial kelompok masyarakat maupun seseorang menuju status sosial baru. Mobilitas sosial juga sangat dekat kaitannya dengan pelapisan sosial atau dalam kalangan cendikiawan lebih umum disebut stratifikasi sosial. Hal ini disebabkan lantaran mobilitas sosial merupakan suatu gerak perpindahan lapisan sosial menuju lapisan sosial yang gres baik itu dari lapisan atas ke bawah maupun bawah ke atas.
Dalam proses terjadinya mobilitas sosial kita juga akan menjumpai faktor penyebab maupun pendorong mobilitas sosial dan jenis atau bentuk mobilitas sosial itu sendiri. Untuk mempelajari pengertian, faktor dan bentuk mobilitas sosial silahkan simak artikel dibawah ini.
Namun tidak berarti menutup kemungkinan bahwa mobilitas sosial sanggup terjadi dalam konteks perbedaan sosial (diferensiasi sosial). Maksutnya ialah perpindahan masyarakat yang terjadi secara horizontal tidak memperlihatkan adanya tingkatan tingkatan. Dalam perbedaan (diferensiasi) ini juga terdapat mobilitas kelompok masyarakat menyerupai yang terjadi pada proses stratifikasi sosial. Misalkan urbanisasi yang merupakan proses perpindahan masyarakat dari desa ke kota.
Faktor struktural
Mobilitas fisik (Physical mobility)
Bentuk mobilitas sosial fisik merupakan bentuk mobilitas yang memungkinkan seseorang untuk berpindah tempat kediaman yang berafiliasi dengan alat alat transportasi dan melalui kemudian lintas di jaman modern menyerupai ini. Artinya ialah dengan adanya aneka macam bentuk dan jenis alat transportasi serta kemudian lintas yang semakin modern akan menawarkan fasilitas bagi anggota masyarakat dalam rangka melaksanakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain.
Mobilitas horizontal (Horixontally Mobility)
Berdasarkan penuturan Soerjono Soekanto, Pengertian dari mobilitas horinzontal ialah sebagai bentuk mobilitas sosial yang memungkinkan terjadinya perpindahan suatu individu maupun kelompok lain yang sederajat. Bentuk mobilitas sosial horizontal juga sanggup dikatakan sebagai sebuah perpindahan status sosial seseorang maupun kelompok masyarakat secara datar dalam sebuah lapisan atau status sosial yang sama.
Bentuk mobilitas sosial horizontal juga menawarkan potensi perubahan dalam bidang pekerjaan maupun kependudukan namun tidak bersifat sebagai penggeser dalam hierarki status sosial. Ciri ciri utama dari bentuk mobilitas sosial horizontal ialah pelapisan status sosial yang ditempati tidak akan mengalami perubahan.
Masyarakat Indonesia umumnya mengenal dua bentuk mobilitas horizontal yakni mobilitas horizontal antar generaasi dan mobilitas horizontal intra generasi.
Bentuk mobilitas horizontal intragenerasi merupakan mobilitas horizontal dalam diri seseorang. misalkan orang tersebut ialah dosen yang menjabat di perguruan tinggi tinggi swasta (PTS) yang ingin mencicipi kenaikan pangkat. Maka beliau mencoba untuk mengikuti seleksi menjadi dosen perguruan tinggi tinggi negeri (PTN). Setelah melawati serangkaian tes masuk hasilnya beliau diterima menjadi dosen Perguruan Tinggi Negeri (perguruan tingi negeri).
Bentuk mobilitas horizontal antar generasi ialah bentuk mobilitas sosial horizontal yang terjadi didalam dua generasi berbeda maupun lebih. Misal Soekirman ialah anggota tentara nasional indonesia (TNI) dengan pangkat mayor II yang merupakan golongan menegah ke atas. Lalu anaknya Lana, tidak ingin mengikuti karier ayahnya menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan lebih ingin menjadi pengacara hebat ataupun seorang dokter seorang andal yang juga berada pada lapisan menengah keatas. Perubahan atau mobilitas sosial yang terjadi pada keluarga Soekirman merupakan bentuk mobilitas sosial horizontal antar generasi.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal merupakan bentuk mobilitas sosial peralihan. Maksudnya ialah individu maupun kelompok sosial mengalami peralihan status sosial dari kalangan tidak sederajat. Bentuk mobilitas vertikal juga memungkinkan terjadinya pergeseran status sosial masyarakat baik itu ke bawah maupun ke atas.
Berdasarkan proses berlangsungnya, mobilitas vertikal yang terjadi di masyarakat sanggup digolongkan menjadi dua jenis yakni mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun. Selain itu mobilitas sosial vertikal juga sanggup dibagi menjadi dua bentuk yakni mobilitas vertikal antar generasi dan mobilitas vertikal intragenerasi.
Mobilitas vertikal naik
Social climbing atau yang sering disebut upward mobility merupakan bentuk mobilitas sosial yang didalamnya terdapat peralihan status sosial yang mengarah pada tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Seperti rujukan masuknya individu yang mempunyai status sosial rendah menjadi status sosial tinggi, terbentuknya kelompok sosial gres kemudian ditempatkanlah pada derajat yang jauh lebih tinggi dari individu yang membentuk kelompok tersebut.
Mobilitas vertikal turun
Social sinking atau yang d=disebut juga sebagai downward mobility merupakan bentuk mobilitas sosial yang didalamnya memuat peralihan individu menuju pada tingkatan yang lebih rendah dari sebelumnya. Seperti rujukan turunnya keududkan seseorang, turunnya derajat kelompok maupun individu tertentu.
Mobilitas vertikal intragenerasi
Bentuk mobilitas vertikal intragenerasi sanggup terjadi apabila seorang individu mengalami penurunan kedudukan maupun derajat dalam suatu lingkup. menyerupai rujukan Rosita merupakan seorang pekerja di bidang pertambangan minyak dan kerikil bara. Mulanya ia melamar dan diterima sebagai karyawan magang di sebuah perusahaan pertambangan terkenal, lantaran kecakapannya hasilnya ia diangkat menjadi pegawai tetap. Karena beliau berprestasi hasilnya beliau diangkat menjadi chief departement yang sanggup digolongkan dalam golongan atas di perusahaan pertambangan tersebut.
Dalam kasusu ini, Rosita mengalami bentuk mobilitas vertikal inragenerasi naik. Hal ini juga berlaku untuk bentuk mobilitas vertikal turun dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Mobilitas vertikal antar generasi
Bentuk mobilitas sosial yang satu ini ialah mobilitas vertikal yang terjadi pada dua generasi ataupun lebih. Misalkan kedua orang bau tanah (ayah dan ibu), genrasi anak, cucu dan selanjutnya. Contohnya kedua orang bau tanah Hana merupakan seorang buruh tani, lantaran keuletannya hasilnya kedua orang bau tanah hanna berhasil mendidik hanna dan menyekolahkannya di universitas terkemuka. Karena lulus dengan prestasi yang baik hasilnya hanna menjadi seorang sarjana dan bekerja menjadi seorang pengacara terkenal. Dalam masalah ini keluarga hanna mengalami mobilitas vertikal antar generasi naik.
Dalam proses terjadinya mobilitas sosial kita juga akan menjumpai faktor penyebab maupun pendorong mobilitas sosial dan jenis atau bentuk mobilitas sosial itu sendiri. Untuk mempelajari pengertian, faktor dan bentuk mobilitas sosial silahkan simak artikel dibawah ini.
Pengertian, Faktor dan Bentuk Mobilitas Sosial
Dalam artikel kali ini kita akan membahas lebih wacana pengertian mobilitas sosial secara umum, diikuti oleh faktor pendorong maupun penyebab mobilitas sosial dan juga jenis jenis atau bentuk mobilitas sosial itu sendiri.
Pengertian Mobilitas Sosial
Secara umum, mobilitas sosial sanggup diartikan sebagai suatu gerak perpindahan status sosial seseorang maupun kelompok masyarakat menuju status sosial yang baru. Berdasarkan penuturan para cendikiawan mobilitas sosial sangat dekat kaitannya dengan pelapsisan status sosial yang terjadi. Mobilitas sosial juga tidak terjadi dengan sendirinya lantaran terdapat faktor penyebab dan pendorong terjadinya mobilitas sosial itu sendiri. Selain itu para pakar juga setuju bahwa terdapat bentuk bentuk mobilitas sosial yang diklasifikasikan menurut proses terjadinya.
Mobilitas sosial sanggup dengan gampang kita amati di lingkungan masyarakat. Umumnya masyarakat maupun individu yang mempunyai kelas sosial bersifat terbuka cenderung mempunyai tingkat mobilitas sosial tinggi. Sementara masyarakat yang mempunyai mobilitas sosial rendah merupakan kelompok masyarakat berkelas sosial tertutup mengingat pada masyarakat kelas sosial tertutup lebih sedikit bahkan tidak memungkinkan terjadinya proses perpindahan lapisan status sosial.
Pengertian, Faktor dan Bentuk Mobilitas Sosial |
Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
Dalam mobilitas sosial kita akan menemukan aneka macam penyebab maupun faktor pendukung yang mensugesti terjadinya mobilitas sosial. Apa saja faktor faktor tersebut? Sebelum kita melanjutkan menuju jenis dan bentuk bentuk mobilitas sosial maka kita harus mempelajarai apa saja faktor yang mensugesti mobilitas sosial tersebut.Faktor struktural
- Keadaan ekonomi ganda
- Struktur pekerjaan seseorang
- Penunjang serta penghambat mobilitas sosial
- Perbedaan pertumbuhan penduduk
Faktor individu
- Faktor kebiasaan bekerja.
- Perbedaan pendidikan dan tingkat kemampuan.
- Orentasi perilaku terhadap proses mobilitas sosial.
- Faktor keberuntungan (lucky).
Faktor status sosial
Terdapat dua jenis faktor yang mensugesti status sosial. Yang pertama ialah status sosial yang didapatkan semenjak seseorang lahir dan berasal dari kedua orang tuanya, dan yang kedua ialah status sosial yang didapat berkat hasil perjuangan dan keja keras seseorang. Meskipun seseorang tersebut mempunyai status sosial rendah namun berkat tingkah laku, perjuangan dan kerja kerasnya tidak menutup kemungkinan orang tersebut sanggup mengalami proses mobilitas sosial. Umumnya semakin baik tingkah lakunya, semakin keras beliau bekerja maka status sosial dimasyarakat juga akan semakin tinggi.
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang krusial dalam proses mebilitas sosial di masyarakat Indonesia. Faktor ekonomi juga sanggup menjadi pemicu dari aneka macam bentuk mobilitas sosial di Indonesia. Umumnya perekonomian seseorang akan ikut memilih kedudukan orang tersebut di mata masyarakat. Hal ini juga berlaku dikala semakin keras perjuangan seseorang dalam mencapai tujuannya, maka semakin banyak dan besar pula imbalan yang akan beliau terima, alhasil perekonomiannya akan stabil. Maka dari itu orang tersebut telah mengalami sebuah bentuk mobilitas sosial dari faktor ekonomi.
Faktor politik
Politik juga menjadi salah satu faktor yang mensugesti aneka macam bentuk mobilitas sosial di Indonesia. Politik sendiri merupakan pembentukan serta pembagian kekuasaan dalam lingkup masyarakat. Berdasarkan aneka macam penuturan pakar, politik merupakan adonan dari seni dan ilmu yang bertujuan untuk mendapat kekuasaan secara konstitusional dan nonkonstitusional. Karena politik juga bersinggungan dengan kekuasaan maka politik juga sanggup dikatakan mensugesti proses mobilitas sosial dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang krusial dalam proses mebilitas sosial di masyarakat Indonesia. Faktor ekonomi juga sanggup menjadi pemicu dari aneka macam bentuk mobilitas sosial di Indonesia. Umumnya perekonomian seseorang akan ikut memilih kedudukan orang tersebut di mata masyarakat. Hal ini juga berlaku dikala semakin keras perjuangan seseorang dalam mencapai tujuannya, maka semakin banyak dan besar pula imbalan yang akan beliau terima, alhasil perekonomiannya akan stabil. Maka dari itu orang tersebut telah mengalami sebuah bentuk mobilitas sosial dari faktor ekonomi.
Faktor politik
Politik juga menjadi salah satu faktor yang mensugesti aneka macam bentuk mobilitas sosial di Indonesia. Politik sendiri merupakan pembentukan serta pembagian kekuasaan dalam lingkup masyarakat. Berdasarkan aneka macam penuturan pakar, politik merupakan adonan dari seni dan ilmu yang bertujuan untuk mendapat kekuasaan secara konstitusional dan nonkonstitusional. Karena politik juga bersinggungan dengan kekuasaan maka politik juga sanggup dikatakan mensugesti proses mobilitas sosial dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Bentuk Bentuk Mobilitas Sosial (Mobilitas fisik, mobilitas horizontal, dan mobilitas vertikal)
Pada penggalan ini kita akan membahas wacana jenis mobilitas sosial bila digolongkan dari bentuknya. Mobilitas tersebut terdiri dari mobilitas horizontal, mobilitas vertikal dan mobilitas fisik. Penjelasan aneka macam bentuk mobilitas sosial tersebut sanggup anda simak dibawah ini.
Mobilitas fisik (Physical mobility)
Bentuk mobilitas sosial fisik merupakan bentuk mobilitas yang memungkinkan seseorang untuk berpindah tempat kediaman yang berafiliasi dengan alat alat transportasi dan melalui kemudian lintas di jaman modern menyerupai ini. Artinya ialah dengan adanya aneka macam bentuk dan jenis alat transportasi serta kemudian lintas yang semakin modern akan menawarkan fasilitas bagi anggota masyarakat dalam rangka melaksanakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain.
Baca juga: Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Ancaman di Berbagai Bidang (Militer, Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya)Akibat dari bentuk mobilitas sosial ini ialah terjadinya proses asimilasi serta akulturasi yang berkepanjangan dan berpotensi membawa efek tertentu pada suatu daerah. Misalkan kita enggan mengenal latar belakang sosial seseorang yang kita anggap gres dan sebagai seorang pendatang. Seperti contoh, dengan adanya alat transportasi modern dan kemudian lintas menyerupai kini ini orang akan terpicu untuk melaksanakan perpindahan fisik memakai aneka macam alat transportasi tersebut menyerupai memakai kereta api, pesawat terbang, kapal, dan sebagainya.
Mobilitas horizontal (Horixontally Mobility)
Berdasarkan penuturan Soerjono Soekanto, Pengertian dari mobilitas horinzontal ialah sebagai bentuk mobilitas sosial yang memungkinkan terjadinya perpindahan suatu individu maupun kelompok lain yang sederajat. Bentuk mobilitas sosial horizontal juga sanggup dikatakan sebagai sebuah perpindahan status sosial seseorang maupun kelompok masyarakat secara datar dalam sebuah lapisan atau status sosial yang sama.
Bentuk mobilitas sosial horizontal juga menawarkan potensi perubahan dalam bidang pekerjaan maupun kependudukan namun tidak bersifat sebagai penggeser dalam hierarki status sosial. Ciri ciri utama dari bentuk mobilitas sosial horizontal ialah pelapisan status sosial yang ditempati tidak akan mengalami perubahan.
Masyarakat Indonesia umumnya mengenal dua bentuk mobilitas horizontal yakni mobilitas horizontal antar generaasi dan mobilitas horizontal intra generasi.
Bentuk mobilitas horizontal intragenerasi merupakan mobilitas horizontal dalam diri seseorang. misalkan orang tersebut ialah dosen yang menjabat di perguruan tinggi tinggi swasta (PTS) yang ingin mencicipi kenaikan pangkat. Maka beliau mencoba untuk mengikuti seleksi menjadi dosen perguruan tinggi tinggi negeri (PTN). Setelah melawati serangkaian tes masuk hasilnya beliau diterima menjadi dosen Perguruan Tinggi Negeri (perguruan tingi negeri).
Bentuk mobilitas horizontal antar generasi ialah bentuk mobilitas sosial horizontal yang terjadi didalam dua generasi berbeda maupun lebih. Misal Soekirman ialah anggota tentara nasional indonesia (TNI) dengan pangkat mayor II yang merupakan golongan menegah ke atas. Lalu anaknya Lana, tidak ingin mengikuti karier ayahnya menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan lebih ingin menjadi pengacara hebat ataupun seorang dokter seorang andal yang juga berada pada lapisan menengah keatas. Perubahan atau mobilitas sosial yang terjadi pada keluarga Soekirman merupakan bentuk mobilitas sosial horizontal antar generasi.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal merupakan bentuk mobilitas sosial peralihan. Maksudnya ialah individu maupun kelompok sosial mengalami peralihan status sosial dari kalangan tidak sederajat. Bentuk mobilitas vertikal juga memungkinkan terjadinya pergeseran status sosial masyarakat baik itu ke bawah maupun ke atas.
Berdasarkan proses berlangsungnya, mobilitas vertikal yang terjadi di masyarakat sanggup digolongkan menjadi dua jenis yakni mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun. Selain itu mobilitas sosial vertikal juga sanggup dibagi menjadi dua bentuk yakni mobilitas vertikal antar generasi dan mobilitas vertikal intragenerasi.
Mobilitas vertikal naik
Social climbing atau yang sering disebut upward mobility merupakan bentuk mobilitas sosial yang didalamnya terdapat peralihan status sosial yang mengarah pada tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Seperti rujukan masuknya individu yang mempunyai status sosial rendah menjadi status sosial tinggi, terbentuknya kelompok sosial gres kemudian ditempatkanlah pada derajat yang jauh lebih tinggi dari individu yang membentuk kelompok tersebut.
Mobilitas vertikal turun
Social sinking atau yang d=disebut juga sebagai downward mobility merupakan bentuk mobilitas sosial yang didalamnya memuat peralihan individu menuju pada tingkatan yang lebih rendah dari sebelumnya. Seperti rujukan turunnya keududkan seseorang, turunnya derajat kelompok maupun individu tertentu.
Mobilitas vertikal intragenerasi
Bentuk mobilitas vertikal intragenerasi sanggup terjadi apabila seorang individu mengalami penurunan kedudukan maupun derajat dalam suatu lingkup. menyerupai rujukan Rosita merupakan seorang pekerja di bidang pertambangan minyak dan kerikil bara. Mulanya ia melamar dan diterima sebagai karyawan magang di sebuah perusahaan pertambangan terkenal, lantaran kecakapannya hasilnya ia diangkat menjadi pegawai tetap. Karena beliau berprestasi hasilnya beliau diangkat menjadi chief departement yang sanggup digolongkan dalam golongan atas di perusahaan pertambangan tersebut.
Dalam kasusu ini, Rosita mengalami bentuk mobilitas vertikal inragenerasi naik. Hal ini juga berlaku untuk bentuk mobilitas vertikal turun dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Mobilitas vertikal antar generasi
Bentuk mobilitas sosial yang satu ini ialah mobilitas vertikal yang terjadi pada dua generasi ataupun lebih. Misalkan kedua orang bau tanah (ayah dan ibu), genrasi anak, cucu dan selanjutnya. Contohnya kedua orang bau tanah Hana merupakan seorang buruh tani, lantaran keuletannya hasilnya kedua orang bau tanah hanna berhasil mendidik hanna dan menyekolahkannya di universitas terkemuka. Karena lulus dengan prestasi yang baik hasilnya hanna menjadi seorang sarjana dan bekerja menjadi seorang pengacara terkenal. Dalam masalah ini keluarga hanna mengalami mobilitas vertikal antar generasi naik.